[Uncluster/Interview]—Album pertama mereka yang bertajuk Hardcore Strikes Back (2008) seperti menegaskan kepada orang-orang bahwa ada genre hardcore selain metal, death metal dan screamo yang lebih populer saat itu. Band yang awalnya membawakan lagu-lagu Ryker, Hatebreed dan Biohazard ini tengah mempersiapkan materi untuk album kedua mereka. Uncluster.com berhasil mewawancarai Outright sebelum mereka berlatih di salah satu studio di Bandung.
Halo semua?Halo juga
Bisa dijelaskan ga kenapa memilih genrehardcore?Karena hardcore sesuai dengan kehidupan nyata, lebih real, baik itu musiknya, liriknya, lebih melekat sama kita masing-masing, lagian kita juga maenin ini jauh sebelum musik hardcore berkembang sepesat sekarang. Waktu itu sekitar lima tahun yang lalu, masih bisa dihitung sama jari lah band yang maenin musik hardcore. Intinya kita bawain musik hardcore karena mewakili karakter masing-masing, liriknya yang straight to the point, cocok lah sama kita.
Seingat saya Outright pertama kali muncul waktu disini lagi musim screamo dan metal, bagaimana tanggapan kalian tentang itu?Ya karena kita sukanya musik hardcore, jadi ga peduli orang lain mau bikin band kaya apa, soalna urang mah nya kieu (soalnya kita memang begini, red).
Tanggapan kalian mengenai perkembangan musik hardcore di Indonesia?Amazing, luar biasa pesat. Selama setahun belakangan ini kita banyak manggung di luar Bandung, dari situ kita bisa melihat perkembangan di daerah-daerah, contohnya kaya kemaren di Solo, Semarang, Jakarta dan Malang, selain itu juga banyak band hardcore luar yang datang ke Indonesia terus banyak rilisan-rilisan hardcore yang menurut kami bagus-bagus, terus pas kita maen di stage dengan band-band yang tidak kita kenal, edan lah.
Influence musik kalian sendiri dari mana?
Dari India, hahaha. Sebenernya kalau influence banyak ya, misalnya Asuy dulunya sering dengerin European hardcore kaya Ryker, kalau yang lain mungkin lebih banyak dengerin U.S hardcore, American style lah. Selain itu juga kita terpengaruh oleh Pantera, Black Stone Cherry, band-band southern, dan yang lokalnya mungkin Puppen.
Dari India, hahaha. Sebenernya kalau influence banyak ya, misalnya Asuy dulunya sering dengerin European hardcore kaya Ryker, kalau yang lain mungkin lebih banyak dengerin U.S hardcore, American style lah. Selain itu juga kita terpengaruh oleh Pantera, Black Stone Cherry, band-band southern, dan yang lokalnya mungkin Puppen.
Ada musisi atau band yang tidak bermaterikan rock yang benar-benar meng-influence kalian?Nirvana
Kesibukan Outright sekarang, misalnya persiapan album kedua?Kalau untuk album, rencananya pertengahan tahun ini kita masuk studio
Ada bocoran materi album kedua?Kalo tema mungkin masih seputar kehidupan sehari-hari, musiknya tentunya lebih groove dan jauh lebih keren dari album sebelumnya karena di album ini kita kebetulan banyak dibantu musisi-musisi yang cukup kompeten dan beberapa orang sound enginer yang kompeten. Ada beberapa single yang kita buat, Broken Trust dan Bloody Board Destruction, itu materi buat album kedua dan itu udah bisa didengerin di MySpace. Kita juga ada satu lagu yang berkolaborasi dengan vokalis-vokalis lain.
Balik lagi ke album Hardcore Strikes Back, albumnya bercerita tentang apa?Hardcore Strikes Back sebenarnya pengen bilang ke orang bahwa ini ada genre musik hardcore, bagi kalian yang belum tahu dan yang lebih dulu mendengarkan metal atau screamo. Bisa dibilang pada waktu kita rilis sekitar tahun 2008, minim banget rilisan-rilisan hardcore. Terus kenapa kita ngambil Hardcore Strikes Back biar menghentak aja.
Lagu hits kalian di album pertama?‘Super Groove Power Chords’, ceritanya tentang band Outright sendiri yang masih bertahan di jalurnya, meskipun banyak tren-tren yang memungkinkan orang-orang labil berpaling. Bisa dibilang ga banyak band yang punya jati diri kuat, mungkin ada beberapa orang yang kemarin metal sekarang karena lagi trenscreamo terus bikin band screamo terus musim death metal, bikin death metal juga, bahkan teman-teman kita juga banyak yang kaya gitu. Kita menghindari hal seperti itu karena kita yakin musik hardcore bakal berkembang di kemudian hari. Sejujurnya pangsa pasar kita bukan disini (Indonesia, red).
Menurut kalian mana promo yang paling efektif untuk saat ini, tur atau media?Dua-duanya saling berkesinambungan, yang paling berpengaruh pasti media, karena sebagai jembatan untuk orang awam dan orang pada umumnya, kita juga banyak dibantu oleh media di saat kita baru muncul tapi semua itu ga ada artinya kalau kita ga pernah maen. Jadi tur itu sebagai realisasi dari apa yang kita kerjakan selama ini. Kalau ga ada media juga sama aja bohong, maneh nge-band tapi moal di-expose,kalau maneh boga karya tapi tara maen oge sarua (kamu nge-band tapi ga di expose, kalau kamu punya karya tapi ga pernah main juga sama saja), jadi itu balance banget.
Dari tahun 2005 sampai sekarang perubahan apa yang paling kalian rasakan dalam berkarya?Kita lebih matang, jadi lebih explore, karena dari masing-masing personil dengerinnya beda-beda, otomatis dalam karya pun ada masukan-masukan yang baru, tapi tetap benang merahnya hardcore. Mungkin perkembangan yang paling krusial dari masalah sound, dulu ibaratnya kita ngerjainnya masih kurang dari segi pengalaman maupun materi.
Menurut kalian band lokal yang sangat reprentatif?Tragedi, Dazecortica, Bestiality dari Jakarta tepatnya Priok, sekarang Priok lagi brutal, kami juga ikut prihatin, tapi di sana menyimpan band-band bagus. Selain itu ada Side by Side dari Jakarta, terus ada Spirit of Life, Morning Sick, Serigala Malam dari Jogjakarta dan mungkin Dead Quarter dari Surabaya.
Jika ditawari kolaborasi, kalian memilih siapa?Kang Ibing lah, biar bisa ngibing, hahaha. Kalau lokal kita pengen kolaborasi sama Jasad. Kalau band luar, kita pengennya kolaborasi bukan sama band atau musisi tapi sama produser, soalnya kalo band atau musisi di Indonesia juga sudah cukup, cuma kita kurang punya produser yang punya taste musik bagus.
Ada obsesi dalam konteks karya yang belum terpenuhi?Obsesi dalam konteks karya mah kumahanya (gimana ya, red), tapi yang pasti obsesi kita sekarang pengen go international. Rencananya tahun ini kita bakal ada tur di Malaysia dan Singapura. Selain itu kita juga bernegoisasi dengan label dari Australia, dan mudah-mudahan album kemaren bisa di re-package di Sidney dibawah Party All The Time Record.
Denger-denger ada pergantian vokalis, ada perubahan ga dari materi lagu-lagu Outright?Oh iya, karena vokalis kita yang lama sibuk dengan pekerjaannya, sekarang kita tambah additional, Hardi. Untuk materi ga ada yang berubah.
Ada perubahan feel ga, misalnya waktu manggung dengan vokalis lama dan baru?Dua-duanya keren, lagian vokalis yang baru orangnya mudah beradaptasi. Baik vokalis yang lama maupun yang baru punya ciri khas masing-masing, selain itu materi Outright yang ada bisa dibawain dengan bagus, jadi kita ga punya masalah.
Pengalaman manggung yang berkesan dari 2005 sampai sekarang?Kalau berkesan lebih ke personal tapi mungkin tahun 2007, waktu itu di Itenas acara Musik Sore, yang maennya cuma empat band Burgerkill, Metal Kecil, Tjukimay dan Outright. Waktu itu juga kita masih band kacangan lah, jadi tegang maen bareng sama mereka. Tapi efeknya setelah acara itu orang jadi banyak yang tahu Outright.
[teks: Iqbal Roseno/foto: Iqbal Roseno & Septi Muharamsyah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar